Garasi ini tidak seperti garasi pada umumnya, yang hanya mampu
menampung mobil lima, dua atau satu unit saja. Garasi ini bagai garasi pesawat
terbang, besar dan luas, agaknya lebih tepat kita sebut hanggar. Maksudnya, ada
setumpuk ide yang bakal diparkir di garasi ini. Saking luasnya garasi ini,
keluasannya jadi tak dapat diukur dengan hal-hal yang bersifat materil seperti
mobil, motor atau sepeda. Jika pun mobil, motor, sepeda ini harus menjadi alat
ukur, ia bukanlah mobil sebagimana kelihatannya (berwujud materi konkrit),
melainkan sebagai persepsi yang terlepas dari referennya. Ia berupa ide,
sesuatu yang nir materi. Garasi Syarif
ini bakal memuat rangkaian ide namun yang dimaterilkan jadi tulisan. Akhirnya,
terpaksa, jika memang benar-benar harus diukur luasnya, luas Garasi Syarif ini sebesar monitor atau
layar komputer anda, berisi tulisan (atau ide yang dimaterilkan) dari seseorang
bernama Syarif maulana. Lah jadi kecil
dong? Ya terserahlah, pokoknya garasi ini berbeda dari garasi lain.
Ya, Garasi Syarif bukanlah
garasi pada umumnya sebagaimana kita bayangkan. Garasi Syarif adalah nama sebuah kolom di blog
AsianAfricanReadingClub, penulis kolom ini bernama Syarif Maulana, sama seperti
kita semua, beliau juga seorang blogger. Selama ini pekerjaan wajibnya adalah
menulis buat blog yang ia bikin sendiri. Kalo mau tau alamatnya, ini dia: www.syarifmaulana.blogspot.com
. Adapun di kolom Garasi Syarif
ini, beliau akan banyak berbicara tentang film yang baru saja ia tonton di
rumahnya. Prosesnya kira-kira seperti ini; Filmnya ditonton oleh beliau,
kemudian ada ide yang berseliweran di kepala sehabis nononton film, ia tangkap
dan ubah ke dalam bentuk tulisan, terakhir, tulisannya lalu dibagikan di kolom
ini. Akan terbit setiap hari ahad malam, di sini:
Hari ahad dipilih karena di kalender, itulah satu-satunya hari MERAH yang paling konsisten muncul dalam satu minggu sekali. Hari MERAH ini ada baiknya digunakan buat bersyukur dengan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan bernada kritik; semisal menonton film yang gak karu-karuan, atau membaca tulisan yang membuat kita gelisah. Pembahasan film di Garasi Syarif mudah-mudahan jadi perantara yang menginspirasi kita buat melakukan kegiatan mengkritik. Baik itu mengkritik diri sendiri, negara, kampung atau instusi-institusi mapan yang dibangun di atas darah dan keringat rakyat. Kegiatan kritik ini penting, minimal setiap hari ahad. Bayangkan setelah enam hari terjebak di arus yang itu-itu juga, tentu kita bakal haus untuk bergeser posisi. Sehari saja kita luangkan waktu untuk melihat segalanya dari sudut pandang yang lain. Misalnya, jika selama ini kita hanyut dalam pusaran tata kelola ekonomi yang bertopang di atas prinsif individualisme dan kebebasan memiliki sebanyak-banyaknya, adakalanya kita perlu sekedar untuk tahu bahwasannya ada tata kelola ekonomi yang berbeda dari yang kita kenal selama ini, yaitu tata kelola ekonomi yang sosialistis. Sudut pandang yang lain, sekedar untuk kita ketahui saja (selebihnya, syukur-syukur kita radikalkan dalam bentuk sikap).
Begitulah Garasi Syarif ini,
kira-kira memiliki fungsi macam itu, sebagai perantara buat orang-orang yang
sudi memarkir mata dan pikirannya setelah enam hari terjebak di arus yang itu itu juga, guna melihat sesuatu dari sudut pandang yang lain. Yaitu sudut
pandang kritik. Mudah-mudahan terinspirasi ! Nantikan hari minggu malam, di
sini : http://asianafricanreadingclub.blogspot.com/search/label/Garasi%20Syarif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar