Puisi: "Lagu Penyelundup" dan "Bandung"

LAGU PENYELUNDUP

saya selinapkan niat ini di dasar sanubari
seperti juga rasa terluhur
pelan menyelusup geliat di sela bara api
di sekitar wajah
diapit gairah

perang harus berakhir
diantara kita telah tersakiti
bangsa bangsa nelangsa (nestapa)
makin rengsa (kian papa)

mulai selipkan rukun
mulailah laku anggun (kubur ngungun)
mulai selipkan rukun
mulailah ayun tangan menuntun
ke  arah wajah
ke arah gairah
yang paling nyata agung

saya selundupkan itikad di kepala yang menyala
berharap air mata takmembabi buta
cukuplah semangat yang giat
menghanguskan hasrat
kiranya tali cinta mengikat erat

2011



BANDUNG

lawan dengan deru
lawan meski kelu
lawan tanpa malu
lawan terus lawan

yang menindih otak kita
yang menyiksa jiwa raga
terlalu besar lidah kebohongan
tujuan kalian menyakitkan

hidup kota ini
bangkit kota kami
jangan sampai mati
api nyala nyali

kulit kuning coklat hitam
mengentara di atas benua
jerit pilu kesakitan
tersebutlah desa kota merana (tersebutlah bangsa-bangsa nelangsa)

bandung gerus mendung
bandung bela tarung
bandung tiup murung
bandung nyala harum

2010


oleh: Adew Habtsa

aarc

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Instagram