Sejak Renaisans, manusia Barat kerap
lantang menyuarakan kebebasan manusia. Timbul keyakinan bahwa manusia adalah
pusat dari segala sesuatu. Kepercayaan diri ini berlanjut hingga masa modern
lewat filsafat eksistensialisme yang menekankan bahwa eksistensi manusia hadir
mendahului esensinya. Manusia adalah pemberi makna bagi segala sesuatu termasuk
dirinya dan alam semesta. Eksistensialisme semakin meneguhkan kebebasan
manusia.
Mungkin kita bisa saja tertawakan
kemirisan Truman dalam film yang memang ber-genre komedi gelap ini.
Namun perhatikan di sekeliling kita, bukankah ada kemungkinan bahwa kita adalah
juga seorang Truman? Manusia didata, dicatat, diawasi, dan gerak-geriknya
secara umum sanggup diketahui oleh sesuatu yang oleh George Orwell dalam novel 1984 disebut
sebagai Big Brother. Kita bisa saja sangsi dengan kebebasan manusia karena
kenyataan bahwa esensi manusia tidak ditentukan oleh dirinya sendiri melainkan
oleh sesuatu yang disebut oleh Foucault sebagai kekuasaan.
Film The Truman Show yang
disutradarai oleh Peter Weir agaknya mau menyindir konsep kebebasan ala
eksistensialis tersebut. Lewat keberadaan Truman Burbank (diperankan oleh Jim
Carrey) yang menjadi tontonan seluruh dunia sejak ia lahir, kebebasan manusia
kemudian dipertanyakan. Truman memang sudah menjadi artis sejak bayi. Tanpa
sepengetahuannya sendiri, ia hidup di sebuah pulau buatan bernama Seaheaven
yang sengaja diciptakan dengan seisi warga disana adalah aktor. Keseharian
Truman adalah reality show yang spektakuler.
Ketika hidupnya beranjak dewasa, Truman
mulai merasakan kejanggalan di sekitarnya. Ia merasa istrinya tidak
sungguh-sungguh mencintainya, biro perjalanan selalu menghalangi niatnya untuk
bepergian ke luar negeri, bahkan sahabatnya sendiri tampak berlaku palsu. Truman
mulai bertanya tentang kehidupannya yang baik-baik saja: Betulkah memang
semuanya baik-baik saja?
Kita bisa dengan lantang menyuarakan
tujuan-tujuan hidup kita dengan rumusan “lulus kuliah”, “menikah”, “punya rumah
dan mobil”, atau “punya tabungan dan asuransi”. Tapi kemudian pertanyakan pada
diri sendiri, apakah itu sungguh-sungguh keinginanmu atau keinginan bentukan
sesuatu di luar yang punya banyak kepentingan seperti halnya sutradara Christo
yang mencipta Truman sebagai aktor?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar