Oh,
saya baru tahu sebukit batu/
sebidang karst, segunung cadas ditelan habis beberapa mulut/
dikunyah hingga takada yang terselip di sela-sela gigi/
diawasi belati besar/
sudah menancap dengan gagah di atas tebing tertinggi/
tepat di atas puncak rasa bangga pada tanah juga bebatuan terkeras/
sementara sang saka merah putih terbentang pada dinding tebing yang merasa perlu didaki/ dipanjati selalu dengan rindu yang takbiasa.
sebidang karst, segunung cadas ditelan habis beberapa mulut/
dikunyah hingga takada yang terselip di sela-sela gigi/
diawasi belati besar/
sudah menancap dengan gagah di atas tebing tertinggi/
tepat di atas puncak rasa bangga pada tanah juga bebatuan terkeras/
sementara sang saka merah putih terbentang pada dinding tebing yang merasa perlu didaki/ dipanjati selalu dengan rindu yang takbiasa.
saya
ingin memberi rasa museum untukmu/
seperti yang telah ditandai pada jemari tanganmu/
jua pada beranda hatimu/
dan warga membawa barongsai purba dari tanah yang juga lama/
musik berbunyi/
takmendayu, keringat mengecat topeng/
satu suku bangsa mati-matian perlihatkan tarian/
inginnya berada di kota besar/
ikut parade mempertontonkan jenis kulit yang sengit/
akan pertempuran desa terpinggir/
di jalan hidup yang tersingkir.
seperti yang telah ditandai pada jemari tanganmu/
jua pada beranda hatimu/
dan warga membawa barongsai purba dari tanah yang juga lama/
musik berbunyi/
takmendayu, keringat mengecat topeng/
satu suku bangsa mati-matian perlihatkan tarian/
inginnya berada di kota besar/
ikut parade mempertontonkan jenis kulit yang sengit/
akan pertempuran desa terpinggir/
di jalan hidup yang tersingkir.
http://pedulikarstcitatah.blogspot.com |
Yoga Zaraandrita
2012
2012
Izin share di blog kita
BalasHapus