yang tersisa apa
disini, selain bilik penjara dan menara pengawas, seakan mengawasi kita,
memergoki mata kita yang ternyata malas, walau beberapa jenak saja melahap
laman demi laman, halaman ke halaman, menyantap juga huruf-huruf dari satu
lembar ke lembar yang lain, sebab matahari harus bertugas di lain tempat,
hingga suar lampu jelas ditunggu, sedang azan membuat kami lakukan penyambutan
alakadarnya dan terbukti belum dinanti-nanti.
yang tertinggal apasaja disini, di samping prasasti dan tugu dari batu bermutu, lantas orang-orang telah dan akan berjualan mimpin-mimpinya, turut juga keindahannya, berkaitan dengan hari depan bangsa yang sewajarnya sejahtera. takperlu tilam rupanya, bapak-bapak yang baik sudah menghamparkan kehangatan, seperti selingkup gunung yang menjaga kota ini. dan saya harus memperkerjakan hawa nafsu agar taktergoda dengan rumah atau toko yang lama tegak berdiri disini, pada bekas ruang pesakitan, acap menghadang masa lalu, menyimpan pemberontakan tergagah, diantara pemberontakan lainnya yang lebih wah.
kira-kira
apalagi yang terjejaki di tempat seperti ini, selain cerita silam masa yang
begitu rupawan, beberapa bulan saja menuliskan merdeka, tercurah pada
puisi,pada doa, pada kisah panjang satu bangsa yang taksudi diperas sampai
lemas seluruh jiwa. tabah rencanakan hari esok, tanpa peluru dan senjata yang
biasa muntahkan kedegilan hidup. seseorang telah menjelma nafas baru, udara
baru,walau pengap pasti menyergap, kemudian kita sama-sama senandungkan sobekan
luka sebait demi sebait, di sebelah bilik hijau yang sempit itu.
2012
Adew Habtsa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar